"Semoga Bermanfaat"

Rabu, 13 Juni 2012

Sejarah Pabrik Genteng Sokka

Sejarah Pabrik Genteng Sokka Versi 1.

Industri genteng di Kabupaten Kebumen memiliki sejarah panjang. Sampai saat ini, keberadaan industri masih menjadi sandaran untuk menghidupi ribuan warga.
kalo menurut cerita dari orang tua, yang kebetulan notabennya adalah pengrajin genteng sokka,
katanya "Mengapa genteng kebumen terkenal dengan sebutan Genteng SOKKA"?????
jawabnya: karena dulu awal didirikan pabrik genteng berada di daerah Sokka, dan untuk pengiriman genteng yang jarak dekat menggunakan gerobak yang di tarik dengan kuda atau sapi maupun kerbau, tapi untuk pengiriman genteng yang jaraknya cukup jauh, sampai keluar kota, menggunakan alat transportasi kereta api.Kebetulan stasiun yang terdekat dengan pabrik genteng adalah stasiun SOKKA sehingga tempat bongkar muat genteng terjadi di stasiun SOKKA, sampai2 dibuat jalur rel kereta api dari stasiun ke pabrik genteng. Dari situlah mengapa genteng kebumen terkenal sebagai genteng SOKKA.

untuk sejarah dari hasil wawancara seseorang wartawan sebagai berikut:
JAUH sebelum mengenal genteng, sebagian masyarakat di Kabupaten Kebumen telah memiliki keterampilan membuat tembikar. Hal itu didukung jenis tanah di Sokka, Wonosari, Sruweng, dan Klirong yang bagus untuk bahan tembikar.
Sebelum abad ke-20, sudah banyak warga yang membuat gerabah untuk alat-alat rumah tangga seperti tungku, gentong, padasan, blengker, jambangan, kendil, cowek, dan jubek dari tanah liat.
Bahkan sampai saat ini, keahlian turun-temurun yang konon hasil interaksi dengan kebudayaan China itu masih bertahan. Warisan keahlian membuat gerabah diteruskan masyarakat Gebangsari Kecamatan Klirong yang terkenal sentra gerabah Kebumen.
Kerajinan genteng muncul sekitar tahun 1920-an. Saat itu, Pemerintah kolonial Belanda melakukan penelitian untuk memetakan daerah-daerah yang memiliki tanah bagus untuk bahan atap bangunan.
Saat itu, dibentuklah Balai Keramik di Bandung. Kebumen merupakan salah satu dari sejumlah daerah yang memiliki potensi sentra genteng.

Genteng-genteng tersebut untuk memenuhi pembangunan infrastruktur termasuk untuk dijadikan atap pabrik gula. Bahkan di Kebumen juga terdapat dua pabrik gula, yakni di Prembun yang bekasnya jadi Pos Polisi Prembun dan di Kebumen yang saat ini menjadi RSUD.
Pengenalan genteng sebagai atap juga dilakukan oleh tim kesehatan Belanda. Misi kesehatan dilakukan karena saat itu terjadi wabah pes. Saat itu, banyak tenaga kerja pribumi yang tidak bisa maksimal karena terserang penyakit tersebut. Terungkap, sebagian besar rumah yang saat itu masih beratap rumbia menjadi penyebab penularan pes. Sebab atap sering dijadikan sarang tikus penyebab pes.
Untuk pertama kali, Belanda mendirikan sebuah pabrik genteng di Kebumen persisnya di Pejagoan. Namun saat ini, bekas pabrik sudah tidak bisa dilihat karena sudah menjadi gedung SMP Negeri 1 Pejagoan. Pabrik hancur saat perang kemerdekaan.
Pertama
Orang Jawa pertama yang membuat kerajinan genteng adalah H Ahmad. Namun pembuatan genteng masih belum menggunakan mesin. Produksi genteng masih manual. Namun dari sinilah cikal bakal industri genteng di Kebumen. Setelah itu, H Abu Ngamar salah satu anak H Ahmad mendirikan pabrik genteng di Sokka, 200 meter dari Stasiun Sokka di Pejagoan.
Atas bantuan kawannya guru teknik Belanda, mesin pabrik didatangkan dari Jerman. Produk banyak digunakan untuk atap pabrik gula di Jawa. Merek genteng yang legendaris itu adalah AB Sokka. Sampai saat ini, di bekas lokasi pabrik di Dusun Sokka, Desa Kedawung, Kecamatan Pejagoan masih dapat ditemui lima cerobong pembakaran genteng. Namun cerobong tersebut sudah tak dipakai. Di kawasan itu juga tampak deretan ruang penyimpanan genteng, termasuk dari bekas-bekas rel dari dalam pabrik yang tersambung menuju Stasiun Sokka.
Untuk menelusuri jejak sejarah genteng Sokka, Suara Merdeka menemui salah satu cucu Abu Ngamar yang bernama Abu Ahmar (63) di kediamannya RT 1 RW 5 Desa Kedawung, Kecamatan Pejagoan. Rumahnya 200 meter dari pabrik genteng kuno itu. Abu Ahmar adalah salah satu keturunan Abu Ngamar yang paham betul soal sejarah genteng Sokka. Bahkan dia kerap dijadikan rujukan bagi para mahasiswa yang tengah menyusun skripsi tentang genteng Kebumen.
Abu Ahmar menceritakan, sekitar tahun 1940 sebagian bangunan pabrik AB Sokka hancur akibat perang. Meski cerobongnya tidak ikut roboh, namun selama satu dasa warsa AB Sokka terguncang akibat revolusi fisik. Usaha itu bangkit kembali setelah masa kemerdekaan.
sumber:
suaramerdeka.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar